Pertamina: Pencurian Minyak Turun Drastis, Tapi Masih Ada

Jakarta -Anak usaha PT Pertamina (Persero) yaitu PT Pertamina EP mengapresiasi usaha pemerintah menjaga objek vital nasional (obvitnas), termasuk aset-aset migas milik Pertamina. Sejumlah aset Pertamina memang rawan praktik kejahatan dan kriminal, salah satunya adalah pencurian minyak.

Pihak Pertamina EP menyatakan apresiasi terhadap kunjungan tim Kemenkopolhukam yang mengunjungi salah satu lapangan migas Pertamina EP, yaitu Bunyu Field Asset 5 beberapa waktu lalu.


“Kami sangat mengapresiasi kunjungan tim Kemenko Polhukam, karena kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi merupakan bagian dari objek vital nasional yang memiliki peran penting bagi kehidupan bangsa dan negara khususnya dalam bidang ekonomi. Oleh sebab itu pengamanan dalam kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi menjadi faktor yang cukup penting dan menentukan demi terwujudnya keamanan dalam kegiatan operasional dan produksi mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan hingga selesai kegiatan dan minyak dan gas tersebut dapat diproduksikan” ujar Agustinus Pjs Public Relation Manager Pertamina EP dalam keterangannya, Rabu (3/9/2014).


Tim Kemenko Polhukam yang dipimpin oleh Marsekal Pertama TNI Suwandi Meiharja berencana melakukan koordinasi dengan manajamen Pertamina EP Asset 5 Bunyu Field, terkait dengan pengumpulan data dan informasi, serta pemantauan tentang implementasi pengamanan objek vital nasional di Bunyu sebagai bahan masukan dalam menyusun revisi Keppres RI Nomor 63 Tahun 2004 terkait Obyek Vital Nasional.


Pulau Bunyu dijadikan sasaran kunjungan, karena lokasinya yang sangat berdekatan dengan perbatasan, oleh karena itu potensi ancaman yang bisa terjadi pada Pertamina EP sangat besar.


Pertamina EP sebagai salah satu KKKS nasional memiliki wilayah kerja terbagi dalam 5 area asset, yakni Area Asset 1 (Rantau, Pangkalan Susu, Lirik, Jambi, dan Ramba), Area Asset 2 (Prabumulih, Pendopo, Limau, Adera), Area Asset 3 (Tambun, Subang, Jatibarang), Area Asset 4 (Cepu), Area Asset 5 (Sangatta, Sangasanga, Tarakan, Tanjung, Bunyu, Papua).


Dengan luasan Wilayah Kerja Pertambangan hampir sekitar 113.000 km2 dengan target produksi rata-rata 124.000 barel per hari, dapat menjadikan Pertamina EP mendapatkan gangguan terhadap kondisi keamanan dan Objek Vital Nasional, dan terganggunya Pertamina EP dapat mengakibatkan terganggunya stabilitas energi nasional Indonesia.Next


(dnl/hds)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!