Setelah Rights Issue, Ini Rencana Jangka Panjang Garuda Indonesia

Jakarta -PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) ingin terus ekspansif dalam mengembangkan bisnisnya. Ada beberapa rencana jangka panjang Garuda dalam upayanya itu. Salah satuna dengan menambah 100 armada baru.

"Kita sedang finalisasi, kita assume saja, kita hanya butuh 100 pesawat untuk menggantikan yang sudah ada. Butuh 100 pesawat agar umur pesawat bisa sekitar 5-6 tahun," ujar Direktur Utama Perseroan Emirsyah Satar saat bincang-bincang bersama media di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin malam (24/3/2014).


Namun, Emir belum mau menyebutkan besaran investasi yang dibutuhkan untuk penambahan pesawat tersebut. Pihaknya mengaku harus berhati-hati dalam mengambil keputusan terkait rencana ekspansi perseroan.


Emir mengaku, perseroan juga harus tetap memperkuat modal untuk bisa membawa Garuda lebih ekspansif. Saat ini, total utang maskapai pemerintah itu mencapai US$ 700 juta.


Emir juga menyebutkan, sudah ada beberapa komitmen utang baru untuk menyokong terlaksananya rencana perseroan. Meskipun tidak menyebutkan angkanya, Emir bilang, utang ini datangnya dari perbankan lokal dan asing.


"Airline ini capital gain, kita harus perkuat permodalan, ada dua cara dari pemegang saham, dan dari modal. Utang 3 modal 1 itu yang sehatnya. Komitmen utang sudah ada, cukup lah untuk yang kita mau. Domestik dan luar. Kita nggak bisa disclose karena belum tanda tangan. Total utang kita dalam bentuk dolar. Hampir 1 kali DER, sekarang sekitar US$ 700 juta. Mau dijaga sekitar segitu," terang Emir.


Selain itu, terkait izin penerbangan lewat bandara Halim Perdanakusumah, Emir mengatakan pihaknya juga masih terus menunggu kepastian izin untuk bisa mengudara lewat bandara tersebut.Next


(drk/zul)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!