Proses Pengisian Bensin dan Gas ke Kendaraan, Mana Lebih Sulit?

Jakarta -Proses pengisian bahan bakar gas (BBG) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) dengan Bahan Bakar Minyak (BBM) di SPBU ke kendaraan relatif tak jauh berbeda. Namun tingkat kesulitan dan jenis alat yang dipakai kedua jenis bahan bakar tersebut jauh berbeda.

"Nozzle-nya berbeda, kalau SPBU selang isi bentuknya seperti pipa air karena dia ngalirin minyak. Kalau nozzle gas ini bentuk seperti kita isi udara pada ban," kata seorang petugas SPBG A 11.03.01, Jalan Pemuda Raya, Rawamangun, Jakarta Timur yang tak mau disebutkan namanya kepada detikFinance, Senin (18/08/2014).


Saat proses pengisian, Nozzle BBG akan berhenti secara otomatis saat tangki kendaraan yang mengisi gas sudah penuh.


"Kalau penuh dia sudah tidak mau bergerak, jadi si pengemudi tinggal bayar dan lihat berapa liter gas yang sudah masuk," imbuhnya.


Sedangkan perbedaan lainnya saat mencabut ujung pentil nozzle pada converter kit kendaraan. Ada semacam bunyi keras yang terkadang mengagetkan si pemilik kendaraan.


"Bunyinya lumayan cukup buat kaget orang yang tidak terbiasa isi BBG," katanya.


Ia juga mengungkapkan kerja seorang operator pengisi BBG di SPBG jauh lebih sulit dibandingkan SPBU. Misalnya letak converter kit di setiap masing-masing kendaraan berbeda-beda, sehingga menjadi kesulitan tersendiri.


Contohnya untuk jenis taksi dan kendaraan pribadi, ujung lubang converter kit ada di bagian depan kendaraan. Sedangkan untuk Bajaj biru converter kit ada di bawah tempat duduk pengemudi. Jadi sebelum proses isi, operator harus mencabut lebih dahulu tempat duduk lalu mengisi gas ke dalam converter kit.


"Yang jauh lebih sulit itu Mikrolet. Conventer kit nya ada dimana-mana. Ada yang di depan, di tengah, lalu di bawah. Kadang kita harus bungkuk sampai tiduran untuk isi gas ke ujung converter kit," katanya.


(wij/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!