Meski Mahal, Daging Sapi Masih Jadi Rebutan Hotel, Restoran Sampai Warung Padang

Jakarta - Minimnya pasokan daging sapi membuat harganya melambung tinggi hingga sekitar Rp 90.000-100.000 per kilo. Meski demikian, daging sapi masih jadi rebutan banyak pihak

"Selain harganya yang tidak terjangkau, pasokan daging sapinya pun minim akibatnya saat ini dari hotel, restoran, katering sampai warung padang dan tukang sate berebut untuk mendapatkan daging sapi," ungkap Ketua Komite Daging Sapi Jakarta Raya, Sarman Simanjorang kepada detikFinance, Minggu (5/5/2013).


Kata Sarman, akibat pasokannya yang minim tersebut membuat harga di pasar melonjak.


"Harganya masih mahal Rp 90.000-100.000 per kilo, ini kan tidak terjangkau masyarakat," ucapnya.


Pemerintah minta Sarman, segera bergerak cepat untuk mengatasi masalah ini.


"Paling cepat segera tambah kuota impor daging sapi untuk menormalkan harga daging sapi, jika tidak ini sudah minggu pertama Mei, 8 Juli sudah puasa kebutuhan meningkat harga daging bakal sulit turun," katanya.


Mengapa harus cepat mengelontorkan kuota impor, pasalnya untuk memesan daging sapi impor dari Australia dan Selandia Baru butuh waktu.


"Selain itu stok dari negara pemasok daging sapi juga harus diperhatikan kalau stok nya sedikit jadi masalah juga, jadi ini harus segera, pemerintah harus segera tambah kuota impor daging," ujarnya lagi.


Ditambahkan Sarman, permintaan tambahan kouta impor daging bukan berarti pihaknya pro terhadap impor dan tidak mendukung swasembada daging sapi.


"Swasembada daging bagi kami harga mati, pro terhadap daging lokal wajib hukumnya, tapi daging lokalnya mana? nggak ada, jadi apa tetap kita paksakan bergantung pada daging lokal sementara masyarakat menjadi korbannya, harga daging dimana-mana mahal, kami asal ada daging sapi dari mana pun terutama lokal tidak masalah, kalau tidak ada mau dari mana lagi selain dari impor," tandasnya.


(rrd/ang)