SBY, Istri, Serta Menteri Kaget UKM Kripik Pisang Lereng Semeru Beromzet Rp 22 M/Bulan

Lumajang - Sore ini, Presiden SBY bersama Ibu Negara Ani Yudhoyono dan sejumlah menteri serta Kapolri Jenderal Timur Pradopo mengunjungi ke Desa Burno, Kecamatan Senduro di lereng Gunung Semeru. Tujuannya melihat langsung potensi pisang dan hasil olahannya.

Setiba di Desa yang masuk wilayah ujung barat Kota Pisang ini, Presiden SBY bersama rombongan langsung melihat kegiatan pembuatan kripik dan sale pisang di UKM Burnosari. Di sana, orang nomor satu di republik ini disambut Sekda Lumajang Drs. Abdul Fatah Ismail mewakili Bupati Lumajang DR H Sjahrazad Masdar, MA.


Selain itu, penyambutan ini juga dilakukan pengelola UKM Burnosari yang menjadi jujugan rombongan Presiden, yakni Jabat dan Ani, istrinya. Dalam kunjungan untuk melihat industri rumahan kripik dan sale pisang ini, SBY bersama Ibu Negara, para Menteri, dan Kapolri mendapatkan penjelasan dari Ani, pemilik UKM Burnosari terkait proses pembuatan kripik dan sale pisang yang dibuat secara tradisional, meski pengemasannya mengadopsi tehnologi semi fabrikasi tersebut.


Dari pantauan detikFinance, Presiden SBY sejak memasuki halaman rumah berlantai dua bercat kuning ini, langsung menuju ruang produksi di bagian belakang. Di sana, SBY dan rombongan ditunjukkan pengolahan pisang mulai dari bahan baku mentah, proses pengupasan, perendaman, pengirisan, hingga proses penggorengan sampai pengemasan untuk produk kripik.


Proses produksi ini juga menggunakan cara tradisional, dengan menggunakan pengupasan manual yang dikerjakan tangan, sampai penggorengan juga menggunakan tungku kayu yang sederhana. Demikian pula pengemasannya yang juga menggunakan tenaga manual dari pekerja warga desa setempat.


Sedangkan, untuk produk sale pisang, dijelaskan juga oleh Ani, pemilik UKM tersebut, proses pembuatannya dari awal hingga pengemasan juga yang semi mengunakan teknologi fabrikasi mengunakan mesin.


SBY sempat kaget ketika mendapatkan penjelasan jika produk UKM di lereng Gunung Semeru yang dikelola UKM warga Suku Tengger ini setiap bulannya memproduksi 165 ton bahan baku mentah pisang untuk keripik dan sale. "Pak Presiden, 165 ton itu baru bahan baku pisang mentah yang kita olah menjadi dua produk unggulan dari UKM Burnosari ini, yakni keripik dan sale," kata Ani si pemilik usaha.


Selanjutnya, dari 165 ton hasil olahan pisang menjadi produk kripik dan sale tersebut, setelah diproses produksi dan dikemas dengan merek atau brand UKM Burnosari, dipasarkan ke berbagai kota di Jawa Timur maupun di luar provinsi termasuk Jakarta.


"Produk kami juga telah masuk ke pasar modern, yakni Supermarket Pak Presiden. Selain itu, produk UKM Burnosari ini juga telah kami ekspor ke Hong Kong dan Singapura. Setiap bulannya, kami memperoleh omzet mencapai Rp 22 miliar," papar Ani.


Penjelasan inilah yang mengejutkan Presiden SBY dan Ibu Negara Ani Yudhoyono. Bahkan, para Menteri dan Kapolri juga tidak kalah terkejutnya. "Masak home industry sederhana seperti ini omzetnya Rp 22 miliar?" Tanya Presiden SBY. Pertanyaan sama juga disampaikan para menteri dan Kapolri.


"Kalau omzetnya sebesar itu, wah saya juga mau usaha seperti ini. Biayanya sedikit, tapi hasilnya luar biasa," ucap para Menteri. Saking takjubnya, bahkan SBY bersama Ibu Negara, para menteri dan Kapolri juga tak segan berfoto di depan tungku penggorengan sederhana yang mengggunakan kayu bakar di ruangan produksi UKM Burnosari tersebut. Bahkan, Ibu Negara Ani Yudhoyono juga berulang kali mengabadikan dengan Kamera DSLR-nya proses produksi di UKM tersebut.


Saking takjubnya, Presiden SBY pun mengapresiasi kerja UKM warga Suku Tengger lereng Gunung Semeru ini.


"UKM Burnosari ini merupakan contoh usaha yang baik karena bisa menggerakkan lapangan kerja bagi warga di sekitarnya. Kalau di Indonesia ini ada cukup banyak UKM seperti ini yang bergerak, saya yakin penghasilan masyarakat lebih meningkat dan kemiskinan bisa berkurang. Tentunya, saya berterima kasih dengan UKM ini agar terus berkembang. Karena kalau terus berkembang, pekerja dari masyarakat sekitar akan semain banyak yang terserap dan pengangguran bisa dikurangi dan masyarakat bisa ikut menikmati kesejahteraannya," kata Presiden SBY.


Karena pisang meruakan trade mark Kabupaten Lumajang dan Jawa Timur, maka UKM ini saya nilai bagus sekali karena bisa mengolah potensi lokal yang bisa menjadi asional bahkan masuk pasar internasional.


"Saya minta UKM ini untuk diteruskan. Gubernur Jatim Pakde Karwo dan Bupati Lumajang (DR H Sjahrazad Masdar, MA, red) nanti akan membantu," demikian pungkas Presiden SBY.


(dnl/dnl)