BEI: Perubahan 1 Lot Jadi 100 Lembar Saham Masih Butuh Adaptasi

Jakarta -Bursa Efek Indonesia (BEI) mengakui hingga kini masih terus mensosialisasikan berlakunya penurunan lot saham menjadi hanya 100 lembar dari sebelumnya yang mencapai 500 lembar saham per lot kepada investor.

Direktur Utama BEI Ito Warsito menilai, perubahan tersebut saat ini masih butuh adaptasi sehingga wajar adanya jika pemberlakuan aturan ini belum banyak memberikan dampak terhadap transaksi di bursa saham.


“Sosialisasi terus menerus tapi pada akhirnya kembali lagi apakah investornya perhatikan atau tidak. Isu mengenai penyederhanaan fraksi dan lot size sudah dilakukan sejak awal 2013 sebenarnya. Evaluasi dari segi teknis tidak ada masalah, kalau pun ada adaptasi itu alamiah bukan kendala. Adaptasi memang butuh waktu, setelah biasakan diri akan berjalan biasa,” ujar Ito saat ditemui di Gedung BEI, Jakarta, Selasa (7/1/2014).


Ito mengatakan, pemberlakuan penurunan lot saham ini justru banyak ditunggu investor di berbagai wilayah. Menurut Ito, pemberlakuan perdana perubahan lo saham di hari Senin kemarin berjalan lancar.


“Kemarin implementasi ukuran lot dan penyederhanaan fraksi harga berjalan mulus. Tidak ada hambatan apa pun, 114 Anggota bursa (AB) sudah terkoneksi dengan baik. Roadshow di daerah banyak investor yang senang penurunan lot,’ terang dia.


Dia menjelaskan, pemberlakuan penurunan lot saham dan fraksi harga saham ini ditujukan untuk memberikan banyak pilihan kepda investor untuk berinvestasi di pasar modal. Pasalnya, selama ini tingginya satuan lot dan banyaknya penetapan fraksi harga saham tidak memberikan ruang yang luas kepada investor.


“Penyederhanaan fraksi saham dimaksudkan investor lebih mudah melihatnya. Selama ini ada lima fraksi harga saham sekarang 3 saja. Target kami berikan fasilitas investor ritel agar bisa diversifikasi investasinya, jangan menginvestasikan uangnya hanya di satu saham saja,” terangnya.


Selain itu, penurunan lot saham juga menjadi salah satu cara untuk bisa menarik investor masuk ke pasar modal. “Selama ini blue chip harga sahamnya cukup tinggi sehingga kemampuan investor terbatas karena itu minta kepada emiten stock split itu tidak cukup, makanya turunkan lot size,” kata Ito.


(drk/ang)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!