Jero Wacik: RFID Bukan Omdo, Tapi Belum Sukses

Jakarta -Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik membantah bila program alat monitoring dan pengendalian BBM subsidi lewat RFID cuma omong doang (omdo). Ia hanya menilai itu belum berhasil.

Pasalnya, PT Pertamina (persero) selaku pelaksana program telah melakukan beberapa tahapan hingga sampai ke pemasangan. Untuk pemasangan memang cukup lama, karena rumit apalagi harus seluruh kendaraan di Indonesia.


"RFID ini kan dicoba oleh Pertamina , masangnya ribet, ini baru sampai tingkat pemasangan , Pertamina yang kerja, jadi bukan omdo, tapi belum sukses. Sudah bekerja tapi belum sukses," ungkap Jero di kantornya, Merdeka Selatan 18, Jakarta Pusat, Selasa (25/3/2014).


Jero mengatakan, saat pemasangan terkendala, timbul permasalahan baru, yaitu naiknya harga dari RFID yang alatnya diimpor. Sehingga Pertamina harus mendiskusikan lagi dengan PT Inti selaku pelaksana program ini.


"Karena lama, sudah naik lagi harganya. Sekarang lagi urusan pertamina dengan Inti. Jadi itu sudahlah," ucapnya.


Untuk program lainnya, seperti pembelian BBM dengan skema non tunai, Jero mengungkapkan, juga masih dalam tahap akan berjalan. Namun karena belum matang perlu dikaji ulang.


"Transaksi non cash, ini juga saya bilang kaji dulu, coba-coba dulu karena kalau ajak rakyat kita jangan buru-buru. nanti kelabakan di lapangan," imbuhnya.


Sebelumnya, Menko Perekonomian Hatta Rajasa menyatakan upaya pengendalian yang dilakukan oleh Kementerian ESDM, seperti program pembatasan konsumsi BBM subsidi dan RFID sampai sekarang tidak jelas.


(mkl/rrd)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!