Pengimpor Gas Terbesar Dunia, Korsel Jadi Negara Maju

Seoul -Korea Selatan (Korsel) merupakan negara yang miskin sumber daya energi. Melalui BUMN mereka, Korea Gas Corporation (Kogas) tercatat sebagai importir LNG atau gas alam cair terbesar di dunia.

Awal penggunaan gas di Korsel, ketika era 1960-an saat era industrialisasi, mereka banyak menggunakan kayu bakar, mereka juga menggunakan minyak bumi. Pada 1979 penggunaan minyak sangat mendominasi hingga mencapai 62,8%. Bahkan sebelum terjadi krisis harga minyak yang kedua, Korsel mengimpor 100% minyak dari Timur Tengah.


Pada akhirnya terjadinya krisis harga minyak, membuat pemerintah Korsel memprogramkan diversifikasi energi. Pada tahun 1981 pemerintah memutuskan untuk mengimpor LNG sebagai sumber energi mereka.


Penggunaan LNG yang utama di Korsel, awalnya digunakan untuk pembangkit listrik mereka dan gas untuk kebutuhan konsumsi rumah tangga (gas kota). Hingga akhirnya berkembang digunakan untuk kendaraan. Korsel menyiapkan penggunaan gas untuk kendaraan sejak periode 1991-1997, dan puncaknya kemapanan program ini pada 2002 saat Korsel jadi tuan rumah Piala Dunia.


Berikut ini beberapa data dan fakta soal industri gas Korsel yang dikutip dari Inside Korea's Gas Industry, Rabu (26/3/2014).



  1. Tahun 1983 pemerintah Korsel membentuk Korea Gas Corporation (Kogas) sebagai importir dan distributor LNG (BUMN)

  2. Impor LNG yang terus meningkat, 2011 Kogas impor 33 mn tons LNG, 34,9 mn ton di 2012, dan 39 mn tons di 2013

  3. Punya jaringan pipa gas sepanjang 3.562 Km di Korea dan punya 20 proyek di luar negeri

  4. Negara pemasok LNG ke Korsel antara lain Indonesia, Qatar, Malaysia, Oman, dan Yaman

  5. Komposisi permintaan energi di Korsel 30% batu bara, 38% minyak, 16,8% gas alam, tenaga hidro 0,6%, nuklir 11,7%, terbarukan 2,4%

  6. Konsumsi gas di Korsel, 38,5% untuk industri, 6% perkantoran, umum 7,8%, rumah tangga 38,5%, transportasi 5% dan lainnya

  7. Ada 33 perusahaan pemasok gas di Korsel, diantaranya 30 perusahaan memasok LNG dan 3 lagi memasok LPG

  8. Tahun 2000, pertama kali bus berbahan bakar gas diperkenalkan di Korsel, sebagai tanda peralihan dari bus bertenaga solar ke gas (NGV).

  9. Saat ini 90% total bus yang beroperasi di Korsel menggunakan gas

  10. Dampak penggunaan gas pada bus menurunkan level debu di jalan raya hingga 40% salam 10 tahun dan keuntungan sisi lingkungan mencapai US$ 1,2 miliar.

  11. Korsel program percontohan bus hybrid, perpaduan kendaraan berbahan bakar gas dengan listrik (CNG-Electric Hybrid Buses)


(hen/rrd)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!