Bahkan proyek-proyek sinergi BUMN terbukti sukses dan berjalan dengan cepat. Pengamat BUMN dan juga mantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu menyebut tol atas lau Bali, renovasi The New Ngurah Rai Airport, The New Sepinggan Airport, Bandara Sultan Hasanuddin, hingga Bandara Kuala Namu merupakan contoh sukses BUMN di dalam berinvestasi dan membangun proyek infrastruktur tanpa sentuhan APBN. Selain sebagai investor, BUMN juga bertugas sebagai operator.
"Sinergi BUMN banyak bisa dilakukan. Hampir semua bandara kecuali sisi udara yang boleh pemerintah. Mulai Bandara Makassar itu pertama dan didanai AP I terus Lombok, Bali, Sepinggan, Kualanamu. Terus Terminal 2 Surabaya. Tol atas laut Bali juga contohnya," kata Said kepada detikFinance, Senin (2/6/2014).
Keunggulan lain pengembangan proyek infrastruktur oleh BUMN adalah lebih cepat dan hasilnya terbukti lebih baik. Said menerangkan, saat ini BUMN juga tengah mengerjakan beberapa proyek infrastruktur raksasa.
"Sekarang Pelindo bangun Kalibaru, Pelabuhan Teluk Lamong, Sorong. Hampir semua pelabuhan dibangun oleh BUMN, hasilnya lebih cepat dan bagus," jelasnya.
Said menuturkan proyek-proyek infrastruktur tidak semua harus diserahkan kepada swasta atau BUMN. Proyek yang bersifat gratis atau layanan umum dasar tetap menjadi tanggung jawab APBN. Seperti pembangunan bendungan, jalan desa, saluran irigasi, hingga jalan negara.
"Infrastruktur ekonomis yang memungkinkan dilakukan swasta dan BUMN maka pemerintah jangan gunakan APBN. Tapi berikan ke BUMN tanpa intervensi. APBN harus dikhususkan untuk infrastruktur publik tanpa bayar, seperti: irigasi, jalan desa, jalan negara, listrik pedesaan," sebutnya.
(feb/ang)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
