Di Bangka Belitung, Uranium dan Plutonium Digali Bersama Penambangan Timah

Jakarta - Keberadaan uranium dan plutonium di Bangka Belitung (Babel) tak dipungkiri oleh para pelaku penambangan timah. Di dua wilayah itu, dua unsur untuk bahan baku nuklir tersebut kerap ditemukan saat penambangan timah yang memang berlimpah di Babel.

Komite Timah dari Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) Rudy Irawan mengatakan unsur uranium dan plutonium menjadi produk sampingan (slag) saat penambangan timah di Babel.


"Mineral sampingan timah di Bangka Belitung antaralain kuarsa, elmenite, zircon ada juga plutonium, uranium tapi tak banyak," kata Rudy yang pernah menjabat sebagai direktur eksekutif Asosiasi Timah Indonesia, kepada detikFinance, Selasa (30/7/2013)


Rudy menuturkan, selama ini belum ada data yang pasti soal jumlah jumlah kandungan uranium maupun plutonium di Babel, termasuk produk sampingannya seperti uranium.


"Uranium dan Pluotnium itu ada di Babel, tapi nggak terlalu banyak. Justu sekarang ini yang lagi ramai adalah mineral tanah rare earth," katanya.


Rudy menjelaskan mineral rare earth atau Logam Tanah Jarang (LTJ) di Babel selama dua tahun terakhir banyak diburu oleh para investor dari Jepang. Rare earth bisa dimanfaatkan untuk produk berteknologi tinggi seperti magnet untuk mobil hybrid, komponen telepon seluler dan banyak lainnya.


"Rare earth itu yang mahal banyak di Babel, selama ini dibuang, bisa untuk pembuatan HP," katanya.

Ia menambahkan justru wilayah yang banyak mengandung uranium dan plutonium paling banyak di Sulawesi. Biasanya dua jenis unsur tersebut kerap ditemukaan bersamaan saat penambangan nikel.


Menurutnya sangat beralasan kalau Babel menjadi salah satu calon lokasi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia seperti kajian Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek). Namun ia mengaku belum tahu soal kandungan uranium dan plutonium dalam jumlah besar di satu kawasan di Babel.


"Bagaimana pun uranium dan plutonium sebagai barang strategis, bisa saja pemerintah merahasiakan lokasinya," katanya.


(hen/dnl)