UMP Naik, Laba Astra Menipis 9% Jadi Rp 8,8 Triliun

Jakarta - PT Astra Internasional Tbk (ASII) meraup laba bersih Rp 8,8 triliun di semester I-2013, angkanya turun 9,2% dibandingkan laba tahun sebelumnya pada periode yang sama sebesar Rp 9,7 triliun.

Astra juga mengalami perlambatan omzet, yaitu dari Rp 95,9 triliun di enam bulan pertama 2012 menjadi hanya Rp 94,3 triliun tahun ini. Laba bersih per saham juga mengalami penurunan sebesar 9% menjadi Rp 218 per saham.


“Meskipun prospek permintaan domestik tetap positif, meningkatnya kompetisi pada pasar mobil, kenaikan biaya tenaga kerja (Upah Minimum Provinsi/UMP) dan menurunnya harga komoditas diperkirakan masih akan mempengaruhi kinerja usaha pada semester kedua tahun ini,” ungkap Presiden Direktur Astra International Prijono Sugiarto dalam siaran pers perseroan, Selasa (30/7/20130.


Kegiatan Grup Astra fokus kepada enam lini bisnis inti, yaitu Divisi Otomotif, Jasa Keuangan, Alat Berat dan Pertambangan, Agribisnis, Infrastruktur dan Logistik, serta Teknologi Informasi dengan rincian sebagai berikut: Divisi Otomotif Laba bersih Divisi Otomotif turun sebesar 10% menjadi Rp 4,4 triliun, terdiri dari Rp 1,9 triliun yang berasal dari Perseroan dan anak-anak perusahaan, serta Rp 2,5 triliun dari perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities di bidang otomotif.


Sepanjang semester pertama tahun 2013, permintaan kendaraan bermotor tetap tinggi, didukung oleh meningkatnya pendapatan masyarakat serta tingkat suku bunga pinjaman yang masih terjangkau. Namun demikian, peningkatan persaingan akibat meningkatnya kapasitas produksi domestik serta tingginya biaya tenaga kerja telah menyebabkan penurunan kontribusi laba bersih dari segmen otomotif.


Peraturan uang muka minimum pada pembiayaan otomotif syariah yang diberlakukan untuk perusahaan pembiayaan sejak 1 Januari 2013 dan bank pada 1 April 2013, tidak terlalu berdampak pada kinerja semester pertama Perseroan. Sementara itu, masih terlalu dini untuk memperkirakan dampak kenaikan harga bahan bakar yang terjadi pada akhir Juni lalu terhadap penjualan otomotif.


Total penjualan mobil nasional meningkat 12% menjadi 602.000 unit. Penjualan mobil Grup Astra (Toyota, Daihatsu, Isuzu, UD Trucks dan Peugeot) mengalami kenaikan 6% menjadi 321.000 unit, dengan pangsa pasar menurun dari 56% menjadi sebesar 53%.


Di semester pertama Astra meluncurkan enam model baru dan delapan model facelift. Sementara itu, penjualan sepeda motor nasional naik 6% menjadi 3,9 juta unit. Penjualan sepeda motor Honda keluaran PT Astra Honda Motor (AHM) naik 12% menjadi 2,4 juta unit, dengan peningkatan pangsa pasar dari 57% menjadi 60%. Di semester pertama tahun 2013 PT Astra Honda Motor meluncurkan dua model baru dan lima model facelift.


PT Astra Otoparts Tbk (AOP), perusahaan di bidang komponen otomotif yang 80% sahamnya dimiliki oleh Perseroan, mencatat laba bersih sebesar Rp 519 miliar, menurun 2%, di mana sebesar 71% merupakan kontribusi dari perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities.


Penurunan laba bersih terutama disebabkan oleh meningkatnya biaya tenaga kerja, meskipun ada peningkatan penjualan pada segmen Original Equipment Manufacturer (OEM), suku cadang dan pasar ekspor. Di kuartal kedua Astra Otoparts telah melakukan penerbitan saham baru sebesar Rp 3 triliun untuk memperkuat struktur modalnya.


Astra International juga telah menjual 15,7% kepemilikan sahamnya di Astra Otoparts untuk meningkatkan likuiditas saham di bursa, yang menghasilkan nilai transaksi sebesar Rp 2,8 triliun. Pada bulan April, Astra Otoparts mengakuisisi 51% saham PT Pakoakuina, produsen velg untuk kendaraan roda empat dan roda dua senilai Rp 700 miliar dengan mengambil seluruh saham baru yang dikeluarkan.


Pemerintah telah mengumumkan insentif pajak yang bertujuan untuk mendorong produksi Low Cost Green Car (LCGC) di dalam negeri. Grup Astra memiliki produk yang sesuai dengan peraturan pemerintah tersebut yaitu Astra Toyota Agya dan Astra Daihatsu Ayla yang diharapkan dapat mulai didistribusikan pada bulan Agustus dengan kapasitas produksi mencapai 10.000 unit perbulan.


Divisi Jasa Keuangan Laba bersih Divisi Jasa Keuangan mengalami kenaikan 19% menjadi Rp 2,1 triliun. Total pembiayaan melalui bisnis pembiayaan otomotif Astra yang terdiri dari Federal International Finance (FIF), Astra Credit Companies (ACC), dan Toyota Astra Financial Services (TAFS) meningkat 6% menjadi Rp 27,8 triliun, termasuk pembiayaan melalui joint bank financing without recourse.


Total pembiayaan alat berat melalui PT Surya Artha Nusantara Finance dan PT Komatsu Astra Finance turun 42% menjadi Rp 2,6 triliun sebagai akibat turunnya penjualan alat berat.


PT Bank Permata Tbk yang 44,6% sahamnya dimiliki Perseroan, membukukan kenaikan laba bersih sebesar 15% menjadi Rp 818 miliar. Pendapatan bunga bersih meningkat didorong oleh pertumbuhan kredit yang tinggi sebesar 27%, meskipun terdapat kenaikan biaya operasional.


PT Asuransi Astra Buana (AAB) anak perusahaan yang bergerak di bidang asuransi berhasil membukukan laba bersih yang lebih tinggi disebabkan oleh pertumbuhan pendapatan premi kotor yang melebihi peningkatan biaya reasuransi dan biaya klaim.


Divisi Alat Berat dan Pertambangan Laba bersih Divisi Alat Berat dan Pertambangan turun 24% menjadi Rp 1,4 triliun. PT United Tractors Tbk (UT), yang 59,5% sahamnya dimiliki oleh Perseroan, melaporkan penurunan laba bersih 25% menjadi Rp 2,3 triliun, sementara pendapatan bersih menurun sebesar 19%.


Pendapatan bersih segmen usaha mesin konstruksi turun 40%, dikarenakan turunnya penjualan alat berat Komatsu sebesar 42% menjadi 2.452 unit. Hal ini terjadi akibat menurunnya permintaan dari sektor tambang, terutama untuk unit-unit besar.


PT Pamapersada Nusantara (PAMA), anak usaha UT di bidang kontraktor penambangan diuntungkan oleh meningkatnya kapasitas pertambangan. PAMA melaporkan peningkatan pendapatan bersih sebesar 12% karna meningkatnya kontrak batu bara sebesar 12% menjadi 50 juta ton dan kontrak pengerjaan pemindahan tanah (overburden removal) meningkat 2% menjadi 414 juta bcm.


Anak perusahaan UT di bidang pertambangan melaporkan penurunan pendapatan bersih sebesar 44%, yang disebabkan oleh menurunnya penjualan batu bara sebesar 29% menjadi 2,2 juta ton. Penurunan harga batubara dan kenaikan harga bahan bakar memberikan dampak negatif pada laba bersih.


Divisi Agribisnis Laba bersih Divisi Agribisnis mengalami penurunan sebesar 25% menjadi Rp 571 miliar. PT Astra Agro Lestari Tbk (AAL), yang 79,7% sahamnya dimiliki oleh Perseroan, melaporkan laba bersih sebesar Rp 717 miliar.


Meskipun produksi minyak kelapa sawit meningkat 11% menjadi 704.000 ton, pendapatan menurun 3% menjadi Rp 5,5 triliun disebabkan oleh turunnya harga rata-rata CPO sebesar 16% menjadi Rp 6.638/kg. Penurunan pendapatan yang disertai dengan tingginya biaya produksi dan biaya operasional, mengakibatkan penurunan laba bersih.


AAL telah mulai membangun konstruksi kilang minyak di Sulawesi Barat, yang akan mengubah minyak sawit mentah dari perkebunan di Kalimantan dan Sulawesi menjadi olein dan stearin. Kilang minyak yang dibangun dengan biaya Rp 750 miliar ini diharapkan bisa beroperasi pada awal tahun 2014 dengan kapasitas produksi 2.000 ton per hari.


Divisi Infrastruktur dan Logistik Laba bersih Divisi Infrastruktur dan Logistik turun sebesar 29% menjadi Rp 223 miliar. PT Marga Mandala Sakti (MMS), operator jalan tol yang mengoperasikan jalur Tangerang – Merak sepanjang 72,5 km, yang 79,3% sahamnya dimiliki oleh Perseroan, mencatat peningkatan volume trafik kendaraan sebesar 11% menjadi 20 juta kendaraan. PT PAM Lyonnaise Jaya (PALYJA), perusahaan penyedia air bersih di wilayah barat Jakarta, melaporkan sedikit penurunan volume penjualan air bersih menjadi 78 juta m3.


PT Serasi Autoraya (SERA), mencatat peningkatan pendapatan, terutama didukung oleh meningkatnya jumlah kontrak sewa kendaraan di bisnis rental kendaraan TRAC sebesar 2% dengan jumlah kendaraan lebih dari 31.000 unit. Tingginya biaya penyusutan dan biaya operasional mengakibatkan penurunan laba sebesar 27% menjadi Rp 97 miliar.


Divisi Teknologi dan Informasi Laba bersih Divisi Teknologi dan Informasi sebesar Rp 55 miliar, naik 2% dibandingkan semester pertama tahun 2012. PT Astra Graphia Tbk (AG), sebagai perusahaan yang bergerak di bidang teknologi informasi dan agen tunggal Fuji Xerox di Indonesia, yang 76,9% sahamnya dimiliki oleh Perseroan, mencatat laba bersih sebesar Rp 72 miliar, naik 2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.


(ang/hen)