JK: Indonesia Butuh Tol dan Jembatan, Bukan Kemacetan

Sumedang -Mantan Wakil Presiden sekaligus pengusaha Jusuf Kalla (JK) menilai subsidi bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia kurang berguna karena malah memicu orang-orang golongan mampu untuk memiliki kendaraan. Imbasnya kondisi arus lalu lintas jadi macet akibat volume kendaraan yang kian bertambah.

JK mengusulkan, subsidi BBM dari APBN dialihkan atau dialokasikan untuk hal lain, seperti pembangungan infrastruktur.


"Subsidi (BBM) itu makin banyak orang pakai mobil. Makin macet. Kita ini butuh jalan tol, jembatan. Bukan kemacetan yang kita butuh," tutur JK saat menjadi narasumber seminar nasional bertema 'Temu Gagasan Tokoh Nasional Menuju Indonesia Lebih Baik 5 Tahun ke Depan' di Gedung Rektorat Bale Sawala Universitas Padjajadran (Unpad), Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Selasa (25/3/2014).


Di hadapan ratusan hadirin tamu undangan yang mayoritas mahasiswa Unpad, JK menyinggung pula soal Indonesia yang masih impor beras. Eks Ketum Golkar tersebut berharap ke depannya pemerintah bisa memanfaatkan beras lokal.


"Subsidinya di beras dan pupuk, tapi enggak di BBM," ujarnya.


Dalam kesempatan tersebut, JK bercerita kisah keberhasilan tidak impor beras sewaktu masih menjabat wapres. Pada 2007, JK memacu program swasembada pangan. Dia menyuruh para insinyur bekerja langsung di lapangan dan jangan duduk di depan meja saja.


"Pada 2008, kita tak impor beras. Itu sampai 2009. Begitu saya keluar (tidak menjabat wapres), impor lagi," ucap JK bernada menyendir yang disambut tepuk tangan hadirin.


(bbn/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!