Kapan Krisis Listrik di Sumatera Utara Berakhir?

Jakarta -Krisis listrik di Sumatera Utara (Sumut) terjadi akibat timpangnya pasokan listrik dan beban daya yang dikonsumsi. Kondisi itu diperparah dengan belum beroperasinya beberapa pembangkit dan juga molornya perbaikan pembangkit besar lainnya.

"Kami di sini bekerja semua. Namun beberapa hal kan tidak bisa langsung teratasi. Membutuhkan waktu. Sementara permintaan masyarakat meningkat," ucap General Manager (GM) PT PLN wilayah Sumut Dyananto, di PLTGU sektor Belawan, Medan, Sumut, Senin (10/3/2014).


Dyananto beralasan, beberapa kendala pembangunan pembangkit baru yang tidak sesuai rencana seperti di PLTU Nagan Raya dan PLTU Pangkalan Susu menjadi salah satu penyebabnya. Jika beroperasi, kedua PLTU itu bisa menghasilkan 790 MW.


"Sementara kebutuhan listrik di Sumut untuk tahun 2014 sebesar 1700 MW. Kekurangan pasokan listrik tahun 2014 sekitar 330 MW di luar cadangan daya yang dibutuhkan bila terjadi gangguan atau pemeliharaan," ucapnya.


Dyananto menyebutkan, perbaikan Life Time Extension (LTE) di PLTGU Belawan GT 22 mengalami kemunduran dari perkiraan tanggal 10 Maret 2014. Hal ini dikarenakan permasalahan teknis yang diprediksi 2 hari menjadi 4 hari.


"Jika GT 22 beroperasi maka mendapat tambahan pasokan 130 MW. Bisa lebih, tapi kan perlu waktu," tuturnya.


Pasokan listrik itu kemudian diatur oleh Unit Pengatur Beban (UPB) yang membagi kebutuhan listrik di Sumatera Bagian Utara (Sumbagut). Nantinya pihak UPB yang mengatur kebutuhan pasokan listrik yang disuplai dari beberapa pembangkit.


Meski begitu, Dyananto tidak bisa memastikan kapan tepatnya pemadaman akan berakhir. Dia meminta masyarakat bersabar dan mendukung pihaknya yang sedang bekerja untuk mengatasi defisit pasokan listrik. Selain itu, dia juga menyerukan penghematan untuk mengurangi beban daya yang melebihi pasokan yang saat ini tersedia.


(dha/ang)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!