Kisah Bisnis Malaysia Airlines, Nyaris Bangkrut Sampai Rugi Rp 3 Triliun

Jakarta -Maskapai penerbangan nasional Malaysia yaitu Malaysian Airlines (MAS) masih sibuk mencari pesawat Boeing 777-200 ER miliknya yang hilang sejak Sabtu, saat terbang dari Kuala Lumpur ke Beijing. Maskapai ini secara bisnis sudah lama goyang.

Dalam 3 tahun berturut-turut ini, MAS mengalami kerugian yang cukup besar, dan tertinggi terjadi di 2011 dengan kerugian 2,5 miliar ringgit atau sekitar Rp 7,5 triliun.


Kemudian di 2012, MAS mengalami kerugian sebesar 433 juta ringgit atau sekitar Rp 1,3 triliun. Karena kerugian yang besar dalam 2 tahun berturut-turut ini, MAS pernah disarankan untuk menyatakan bangkrut secara korporasi. Namun ternyata, maskapai ini terus beroperasi.


Hasilnya, pada tahun 2013 lalu, MAS mengalami kerugian hingga 1,17 miliar ringgit atau sekitar Rp 3,5 triliun. Kerugian ini naik 3 kali lipat dari kerugian di 2012.


Dari data yang dikumpulkan detikFinance, Rabu (12/3/2014), pelemahan nilai tukar ringgit terhadap dolar, serta mahalnya bahan bakar menjadi penyebab kerugian maskapai nasional Malaysia ini.


Pada 2013 lalu, maskapai ini memperoleh pendapatan 15,1 miliar ringgit, naik 10% dibandingkan 2012. Jumlah penumpang juga naik hampir 30%. Namun pengeluaran biaya maskapai ini naik 10% menjadi 14,9 miliar ringit di tengah tingginya harga bahan bakar.


Bahkan sejak 2006, menurut catatan detikFinance, maskapai ini telah mengalami kerugian 136,4 juta ringgit, dan harus memangkas 6.500 karyawannya. Next


(dnl/ang)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!