Punya Bursa Sendiri, Kini Harga Timah Indonesia Lebih Tinggi

Bangka -Pemerintah 6 bulan lalu mewajibkan, perdagangan timah batangan harus melalui bursa komoditas di Indonesia. Hal tersebut berdampak positif, dengan makin membaiknya harga timah dalam negeri dibandingkan harga timah di London, Inggris.

"Pemerintah melalui Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 23 Tahun 2013, mewajibkan seluruh ekspor timah tin (batangan) harus melalui bursa. Pada 30 Agustus lalu dibentuklah PT Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI)," ujar Seketaris Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan Junaedi, ditemui di acara Indonesia Tin Conference & Exhibition 2014, Hotel Navotel, Bangka, Selasa (11/3/2014).


Junaedi mengatakan, dengan memiliki bursa sendiri, Indonesia dapat menentukan harga ekspor timah di dunia. Membuat industri timah di Indonesia berkembang lebih baik.


"Produksi kita cukup besar, sehingga dengan punya bursa sendiri, Indonesia menjadi salah satu negara yang menentukan harga timah ekspor internasional," ucapnya.


Ia menambahkan, walau baru bursa timah baru 6 bulan, namun harga timah di bursa Indonesia jauh lebih tinggi. dibandingkan harga timah di London Metal Exchange (LME).


"Di LME (London Metal Exchange) harga timah saat ini US$ 22.000 per metric ton, sedangkan harga timah di BKDI jauh lebih bagus US$ 23.200 per metric ton," ungkap Junaedi.


Sebelum memiliki bursa sendiri, harga timah dari Indonesia sangat rendah dibandingkan harga internasional yang seharusnya.


"Karena bertahun-tahun lalu timah kita jual melalui perantara, sehingga ada aksi ambil untung yang dilakukan si perantara. Dengan ada bursa sendiri, saat ini si pembeli akan berhubungan langsung dengan si penjual," tutupnya.


(rrd/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!