Soal Pelayanan KRL, Bos KAI Bicara Tentang Copet dan AC

Jakarta -Para pemangku kepentingan transportasi kereta api, termasuk Menteri Perhubungan EE. Mangindaan, berkumpul di Stasiun Tanjung Priok membicarakan standar pelayanan minimum (SPM) perkeretaapian. Salah satu yang dibahas adalah soal kereta rel listrik (KRL).

Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) Ignasius Jonan yang hadir dalam dialog tersebut mengatakan, kondisi keamanan untuk KRL Commuter Jabodetabek sudah sangat terjaga,


Menurut Jonan, saat ini minim keluhan para penumpang dari tindak kejahatan. Pemberian rasa aman merupakan bagian dari SPM perkeretaapian.


"Keamanan sudah oke di KRL Jabodetabek. Paling ada 1-2 komplain terkait copet," kata Jonan pada diskusi nasional perkeretaapian tentang standar pelayanan minum di Stasiun Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (11/3/2014).


Untuk menjaga SPM bidang keamanan, ia pun menugaskan petugas KAI memperketat keamanan di area stasiun dan kereta. Bahkan bila ada pencopet atau pelaku kejahatan yang tertangkap, ia berpesan kepada anak buahnya untuk memberi hukuman berat.


"Kalau copet ketangkap di stasiun habis. Saya bilang anak-anak kalau ketangkap dihabisin saja. Diserahkan ke Polisi," jelasnya.


Selain SPM bidang keamanan, KAI juga menyebutkan telah berusaha meningkatkan kondisi armada KRL. KAI saat ini tengah memperbaiki pendingin udara (air conditioner/AC) setiap armada KRL. Perbaikan ini dilakukan menanggapi keluhan para penumpang.


"Kalau AC masih gangguan, tarif masih segitu belum naik," jelasnya.


Jonan menjelaskan, saat ini armada KRL lama tengah ditarik untuk memperbaiki kondisi pendingin udara. Selagi penarikan, armada KRL bekas yang baru tiba di tanah air digunakan sebagai pengganti. Ditargetkan proses perbaikan kondisi AC armada tuntas pada Agustus 2014.


"Lagi diperbaiki. Target mestinya bulan Agustus," sebutnya.


(feb/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!