Bisnis Takolada, Perkawinan Kuliner Jepang dan Lokal

Jakarta -Menemukan usaha yang cocok itu tak ubahnya sebuah proses mencari jodoh. Kadang tak cukup sekali mencoba untuk mendapatkan yang pas di hati dan membahagiakan. Otto Iskandar Andy (37) sudah merasakan hal tersebut.

Sebelum berjalan mulus dengan usaha kuliner Jepang, Andy sempat menjalankan usaha sebagai penyalur batu kapur. Tapi pilihan tersebut sepertinya kurang pas baginya dan dia kemudian banting setir ke bidang kuliner.


Keputusan Andy untuk banting setir dari bisnis penyaluran batu kapur ke bisnis kuliner dilatarbelakangi prospek bisnis lamanya yang mulai meredup. Prospek bisnis memasok batu kapur ke perusahaan bata ringan mulai meredup pada 2010. Dia pun kemudian mempertimbangkan untuk menyudahi bisnis tersebut, karena masa depannya kurang cerah.


Saat itulah dia memikirkan bisnis apa yang prospektif untuk dipilih. Saat menimbang-nimbang pilihan bisnis tersebut dia melihat tetangganya yang menjalankan bisnis takoyaki di Bandung.


Bisnis tetangganya tersebut berjalan dengan cukup baik dan menghasilkan pemasukan yang lumayan. Andy pun kemudian berpikir mengapa tidak mencoba bisnis sejenis yang pemainnya belum terlalu banyak.


Tanpa latar belakangan pendidikan dan pengalaman kuliner sama sekali Andy nekat menjalankan usaha kuliner Jepang, khususnya takoyaki. Penganan berbentuk bola ini dia jajakan dengan sepeda motor.


Waktu itu dia memulasi usaha dengan modal sekitar Rp 7 juta. Sebesar Rp 4 juta dia gunakan untuk membeli motor dan sisanya sekitar Rp 3 juta dia gunakan untuk membeli box beserta perlengkapan pendukung lainnya. Next


(ang/ang)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!