Harga BBM Naik, Laba Kimia Farma Anjlok 47%

Jakarta - PT Kimia Farma Tbk (KAEF) mengalami penurunan laba bersih 47,12% menjadi Rp 43,17 miliar pada semester I-2013. Penurunan laba bersih dari perusahaan farmasi pelat merah ini dipicu naiknya harga bahan baku dan BBM.

"Karena kenaikan harga bahan baku dan BBM," ucap Direktur Utama Kimia Farma Rusdi Rusman kepada detikFinance Selasa (30/7/2013).


Selain itu Rusdi mengaku rendahnya perolehan laba bersih karena pendapatan dari proyek yang telah dilakukan pada Semester I, baru tercatat dan dibukukan pada semester II.


"Itu karena pergeseran dari proyek baru yang kita peroleh baru terbukukan di semester 2. Barang ada, sudah dibuat, sebagian sudah dikirim karena belum lengkap jadi belum terbukukan. Kayak kita dapet proyek di Timor Leste belum dibukukan tapi dibukukan di bulan Juli dan Agustus sebesar Rp 110 m. Itu masuk semester II," jelasnya.


Diakuinya kurs juga berpengaruh terhadap naiknya biaya produksi Kimia Farma. Menurutnya 90% bahan baku harus diimpor dan dibayarkan menggunakan dolar. Namun pengaruh kurs terhadap laba bersih baru tampak pada triwulan III.


"Kalau kurs pasti ada pengaruhnya karena kita anggarkan Rp 9.500. Sekarang kurs sudah Rp 10.300. Kita itu 90% bahan baku diimpor dan dibayar pakai dolar AS. Kurs baru kelihatan dampaknya di triwulan III. Karena LC barus dibayarkan di triwulan III," terangnya.


Namun Rusdi optimis Kimia Farma bisa meraup laba bersih hingga di atas Rp 200 miliar hingga akhir 2013. Hal senada juga terkait target pendapatan yang bisa tembus Rp 4,3 triliun sampai akhir tahun. "Masih sangat optimis dapet Rp 200 miliar lebih," katanya.


Seperti diketahui penjualan Kimia Farma naik tipis 9,93% menjadi Rp 1,74 triliun pada semester I 2013. Sementara beban pokok penjualan yang juga naik 15,8% menjadi Rp 1,24 triliun. Sejalan dengan itu, beban usaha perseroan naik 13,4% menjadi Rp 452,01 miliar dari periode sama tahun sebelumnya Rp 398,35 miliar.


(feb/ang)