Seperti dikutip dari laporan kinerja perseroan semester I-2013, Senin (29/7/2013), naiknya laba tersebut sejalan dengan pertumbuhan omzet alias pendapatan Waskita yang tercatat Rp 3 triliun, dibandingkan pendapatan tahun sebelumnya pada periode yang sama Rp 2,72 triliun.
Beban pokok pendapatan perseroan juga ikut naik, dari Rp 2,5 triliun menjadi Rp 2,7 triliun di enam bulan pertama tahun ini. Setelah pendapatan dipotong beban, maka perseroan membukukan laba kotor sebesar Rp 281,9 miliar.
Keuntungan selisih kurs yang didapat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) konstruksi ini cukup tinggi, yaitu sebanyak Rp 1,2 triliun. Keuntungan selisih kurs ini melonjak dari posisi sebelumnya hanya Rp 494,4 miliar di semester-2012.
Pada perdagangan hari ini, hingga pukul 14.50 waktu JATS, harga saham Waskita berada di posisi Rp 760 per lembar setelah turun 20 poin (-2,56%). Sebanyak 21.291 lot sahamnya ditransaksikan 615 kali senilai Rp 8,1 miliar.
Waskita belum sampai satu tahun masuk lantai bursa, yaitu sejak 19 Desember 2012. Harga saham IPO dipatok Rp 380 per lembar. Imbal hasil sahamnya dari sejak IPO sampai saat ini sebesar 105% alias dua kali lipat lebih.
(ang/dnl)
