"Belum ada laporan adanya gedung tinggi lain yang kosong," ujar Kepala Dinas P2B Pemda DKI Jakarta Putu Ngurah Indiana kepada detikFinance pekan lalu.
Menurutnya pihak Pemda DKI Jakarta terus melakukan kontak dengan pemilik terkait nasib gedung perkantoran megah tersebut. Pihak Pemda sudah melayangkan surat kepada pemilik untuk mengaudit konstruksi gedung terkait dugaan konstruks gedung yang miring.
"Belum ada (tanggapan), kita kirim surat lagi," imbuhnya.
Sementara itu, Pengamat Perkotaan dan Teknik Sipil dari Universitas Trisakti Yayat Supriatna mengatakan Pemda DKI Jakarta kecolongan jika isu kemiringan gedung Menara Saidah itu benar. Menurut Yayat isu kemiringan gedung tidak hanya terjadi di Menara Saidah namun ada tempat lain, tetapi Yayat enggan membongkar gedung mana saja yang mengalami hal serupa.
"Ini bukan pengalaman pertama isu gedung miring di Jakarta, ada gedung lain," katanya.
Yayat meminta Pemda DKI lebih tegas agar pemilik gedung melakukan rekonstruksi atau merobohkan gedung. Menurutnya Indonesia harus belajar dari peristiwa gedung berlantai roboh yang terjadi di Bangladesh karena cacat konstruksi.
"Harus direkonstruksi ulang tetapi ini kan terkait masalah pembiayaan. Bisa saja dibongkar ulang atau harus dirobohkan. Atau bisa melakukan upaya dengan teknologi tertentu seperti yang terjadi di Menara Pisa (Italia). Belajar dari peristiwa robohnya gedung konveksi berlantai di Bangladesh. Ke depan Pemda harus audit semua gedung bertingkat di Jakarta," tutupnya.
Ikuti terus kisah dan seluk beluk Menara Saidah, hanya di detikFinance.
(wij/hen)
