Pasokan Gas Benggala Harus Didukung Infrastruktur Pipa

Jakarta - Krisis pasokan gas bumi di Sumatera Utara (Sumut) yang semakin akut perlu mendapat perhatian lebih besar dari seluruh pemangku kepentingan. Sebab, jika pasokan gas tidak segera bertambah, sektor industri di Medan bakal semakin tidak berdaya.

Saat ini pasokan gas di Sumut hanya tinggal 7 juta kaki kubik per hari (mmscfd). Sementara total kebutuhan untuk sektor industri saja mencapai 22 mmscfd. Akibat menipisnya pasokan gas, sejumlah perusahaan bahkan telah menutup usahanya dan menyebabkan banyaknya pekerja yang berhenti kerja.


Akhir Juli ini diharapkan terdapat tambahan pasokan gas dari sumur Benggala A di Kabupaten Langkat. Potensi tambahan pasokan gas yang diproduksi oleh Pertamina EP ini sekitar 6 mmscfd.


General Manager PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) Strategic Bussines Unit (SBU) III Mugiono mengatakan, untuk mendukung peningkatan pasokan gas dari sumur Benggala, faktor kesiapan infrastruktur gas juga harus diperhatikan. Sebab, jika infrastruktur pipanya belum siap, peningkatan pasokan gas ke pelanggan tidak akan bisa dilakukan. Oleh karena itu, pembangunan infrastruktur gas bumi dari Langkat menuju Medan diharapkan dapat segera selesai dibangun.


"Peningkatan pasokan gas dari Langkat harus sejalan dengan penyelesaian pembangunan infrastruktur gasnya. Sehingga tambahan pasokan dari Sumur Benggala dapat segera dimanfaatkan oleh sektor industri di Medan. Saat ini kondisinya memang sangat kritis, karena itu dukungan dan sinergi diantara seluruh stakeholders gas bumi merupakan solusi terbaik untuk menghindari kondisi semakin memburuk," kata Mugiono melalui keterangan tertulis kepada detikFinance, Senin (22/7).


Menurut Mugiono, infrastruktur gas merupakan bagian penting dari mata rantai industri gas bumi di samping pasokan dan pasar. Itu sebabnya, pembangunan infrastruktur gas dari Langkat menuju Medan diharapkan dapat selesai bersamaan dengan produksi gas dari sumur Benggala A.


"Tanpa dukungan infrastruktur, produksi gas di Benggala tidak akan dapat segera dimanfaatkan oleh masyarakat dan industri di Medan. Karena itu

pembangunan infrastruktur gas harus menjadi perhatian kita bersama," katanya.


Problem pasokan gas bumi di Medan memang sudah berulangkali terjadi. Untuk mengatasi masalah ini, di tahun 2011 PGN membangun Floating Storage Regatification Unit (FSRU) di Belawan. Namun tahun lalu FSRU tersebut dipindahkan ke Lampung. Sementara pasokan gas ke Medan dan Sumatera Utara rencananya akan dipasok dari proses regasifikasi kilang Arun di Aceh.


(dnl/ang)