Umrah Makin Marak, Banyak Bermunculan Bisnis Travel 'Bodong'

Jakarta - Menjamurnya bisnis travel umroh di Indonesia membuat sejumlah oknum nakal menciptakan bisnis travel umrah 'bodong'.

Koordinator Pengembangan Usaha Asosiasi Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Jakarta Pauline Suharno menyebutkan, banyak sekali bisnis travel umroh ‘bodong’ saat ini. Biasanya, operasi bisnis umroh bodong ini dilakukan di rumah atau apartemen dan hanya menggunakan laptop serta tanpa ada izin usaha sebagai travel agen resmi.


“Banyak sekali yang bodong, nggak hanya travel-travel umroh haji tapi yang tiketing yang jual-jual tiket juga banyak, kayak menjual tiket murah punya tiket sendiri secara nyata nggak ada, benar kantornya ada tapi nggak punya izin. Yang bodong misalkan franchise atau juga calo yang jual tiket dari rumah modal laptop doang,” kata Pauline saat berbincang bersama detikFinance, di Jakarta pekan lalu, seperti dikutip, Senin (22/7/2013).


Dia menjelaskan, lamanya daftar tunggu haji memunculkan para oknum untuk menjalankan bisnis travel umroh bodong.


“Travel bodong biasanya visanya bermasalah dan mereka memanfaakan mungkin dari daftar tunggu haji kan lama, itu mereka memanfaatkan. Isi travel bodong kan beroperasinya gelap, bisa di apartemen, rumah, dengan modal laptop satu jadi kayak calo. Sayangnya si maskapai penerbangan ini ada beberapa yang memberikan sign in kepada travel bodong,” katanya.


Saking banyaknya travel bodong, kata Pauline, pihaknya tidak bisa menentukan jumlah pasti berapa travel bodong yang telah beroperasi hingga saat ini.


“Banyak sekali nggak bisa dihitung jumlah pastinya karena memang tidak terdaftar, tapi gampang ngenalinnya karena travel legal pasti punya logo Asita ditempel di pintu, atau bisa menunjukkan nomor induk keanggotaan Asita,” ujarnya.


Terkait hal itu, pihaknya meminta kepada Pemprov DKI Jakarta untuk ‘membersihkan’ para oknum travel bodong yang banyak beredar di masyarakat. Tidak hanya meresahkan, hal ini juga membuat ketidakpercayaan masyarakat terhadap travel agen resmi.


“Kita selalu minta dari Pemprov DKI dari Dinas Pariwisata untuk men-sweeping travel-travel seperti ini, tapi kenyataannya kalau ada masalah saja baru mereka sweeping dan paling cuma sebulan, padahal kita rutin laporkan ke mereka ini loh travel-travel bodong, jangan sampai mereka itu malah jadi membuat travel yang benar tidak dipercaya,” jelasnya.


Saat ini, kata dia, keseluruhan travel agen resmi anggota Asita Jakarta telah mencapai 1.370 anggota yang setiap bulannya selalu ada penambahan 4 travel agen baru.


“Itu sudah pasti travel resmi karena Asita Jakarta sendiri meminta travel untuk melampirkan izin mereka, jadi sudah dipastikan 1.370 travel anggota Asita Jakarta walaupun domain pasarnya beda-beda tapi mereka adalah resmi bukan yang bodong. Kalau resmi itu minimal punya karyawan 2 orang dan punya licensi, sertifikat kompetensi,” kata Pauline.


(ang/ang)