Setelah itu, KPPU berencana memanggil manajemen stasiun televisi terkait seperti pihak Media Nusantara Citra (MNC) serta Visi Media Asia atau Viva Group sebagai saksi kasus ini.
"Pengalaman kita sebagai penyidik kalau sudah menyidik beberapa saksi akan dipanggil. Kalau sepakbola kemungkinan besar akan dipanggil semua. MNC dalam waktu dekat mau kita panggil," kata Juru Bicara KPPU Mohammad Reza kepada detikFinance di Kantor KPPU Pusat, Jalan Juanda, Jakarta, Selasa (18/03/2014).
Penelusuran kasus ini berawal dari laporan masyarakat kepada KPPU pada September 2013. Berdasarkan laporan dari masyarakat, lalu KPPU menganalisis soal dugaan pengaturan hak siar ISL.
"Jadi kami sedang pelajari dari laporan yang masuk akhir tahun kemarin kami cek laporan bila lengkap maka akan dinaikkan ke tahap penyidikan. Tetapi sampai saat ini belum bisa mengatakan dugaannya seperti apa. Mereka (penyidik) punya jangka waktu 50 hari kurang lebihnya untuk menentukan apakah ini persaingan usaha yang tidak sehat," imbuhnya.
Hak siar ISL selama ini menurutnya dipegang oleh BV Sport. Perusahaan ini berwenang memproduksi 250 siaran langsung pertandingan ISL. BV Sport kemudian membagikan hak siar terrestrial ke MNC dan VIVA. MNC kebagian 70 pertandingan lalu VIVA 30 pertandingan. Adapun sisanya dijual ke stasiun televisi berbayar, K-Vision.
Menurut Reza di dalam aturan, hak eksklusif siaran boleh didapat, asalkan caranya baik dan benar. Misalnya melalui tender yang adil dan transparan. Namun dalam kasus ini dugaan kuat adanya penyimpangan.
"Kami tangani, sekarang siaran eksklusifnya yang hanya pada stasiun televisi tertentu yang menurut dugaan kami adalah berkaitan dengan liga berlangsung dan dengan PSSI-nya (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia). Itu yang kemudian masuk ke eksklusifitasnya pada stasiun televisi tersebut," katanya.
Menurut Reza yang menjadi pertanyaan berapa banyak orang yang ingin menyiarkan sepakbola ini?
"Kalau ternyata banyak yang mau maka kesempatan bisa untuk siapa saja, tetapi kalau tidak ada yang mau ya memang tidak masalah. Tetapi banyak orang Indonesia suka sama sepakbola dan saya pikir kenapa eksklusif hanya ke itu saja," papar Reza.
(wij/hen)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
