Akhir pekan lalu detikFinance berkesempatan mendatangi langsung lokasi lahan yang dimaksud, yaitu desa Kampung Kresek, Kabupaten Tanggerang. Terlihat memang lahan yang diinginkan sudah padat dengan pemukiman penduduk dan area pertanian warga.
Ece, salah seorang warga yang rumahnya terancam digusur, mengaku telah menerima kabar tersebut dari banyak orang. Beberapa rumah di sekitarnya juga sudah didata sebagai pertanda penggusuran.
"Itu tembok-tembok sudah didata sudah lama. Tapi belum ada rapat dari lurah atau kepala desa," ungkapnya saat dikunjungi detikfinance, Jumat (15/11/2013)
Saat menerima kabar tersebut, ia mengaku telah siap untuk digusur. Namun ada beberapa hal yang dikeluhkan, terutama soal harga tanah dan jaminan lahan perumahan baru.
"Dulu waktu saya masih kecil (40 tahun lalu) sebenarnya rumah saya ada di landasan yang sekarang. Terus karena mau dipakai pemerintah, jadi digusur. Ayah saya menjual Rp 700 per meter dan pindah ke sini," jelasnya.
"Sekarang kalau diminta pindah lagi, agak malas sebenarnya. Tapi kalau dipaksa ya mau saja, asalkan harga tanahnya harus lebih tinggi. Terus disediakan tanah baru, karena susah kan cari tanah sekarang, mahal juga," sambung wanita yang juga memiliki warung tersebut. Next
(mkl/ang)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
