"Penggunaan produk lembaga keuangan masih rendah. Dari 240 juta penduduk, baru 50% yang menggunakan produk dan layanan. Dan tingkat literasi atau pemahaman produk dan keuangan itu baru 21%. Jadi masih sedikit sekali orang yang memiliki pengetahuan tersebut," kata Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Kusumaningtuti Soetiono di sela acara launching SiMolek di Pasar Tanah Abang, Jakarta, Selasa (4/2/2014).
Dijelaskan Kusumaningtuti, banyak juga masyarakat yang tak paham tentang lembaga keuangan serta produk dan jasanya, termasuk juga manfaat, resiko serta hak dan kewajibannya. Melalui mobil pintar literasi keuangan atau SiMolek, diharapkan bisa membantu masyarakat.
"Jadi ini salah satu sarana, kalau yang sudah pandai ke IT bisa online, tapi bagi masyarakat yang di pedalaman nanti dengan mobil. Saya sampaikan di semester II akan kita tambah 20 mobil lagi supaya ada 17 kota lagi yang belum di drop mobil seperti ini," paparnya.
"Nanti di Kalimantan yang transportasi menggunakan kapal juga akan kami sesuaikan dengan kondisi geografis setempat, tapi secara bertahap," imbuh Kusumaningtuti.
Sementara, Direktur Informasi dan Pendidikan OJK Agus Sugiharto mengungkapkan target dari OJK setiap tahun naik 2% untuk paham atau melek keuangan.
"Mungkin untuk perbankan bisa lebih tinggi dari 2% seperti pasar modal. Karena kita ada 6 sub sektor industri keuangan, ada perbankan, asuransi, dana pensiun, pembiayaan, pegadaian dan pasar modal," kata Agus.
"Untuk tingkat literasi, memang perbankan yang paling tinggi tingkat literasinya mencapai 21% sedangkan yang paling rendah di pasar modal sekitar 1 sekian persen," imbuh Agus.
(dru/dru)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
