Investor Asing Pantau Rencana Kenaikan Harga BBM Subsidi

Jakarta - Pelaku pasar terutama investor asing saat ini terus mencermati rencana pemerintah menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi. Porsi subsidi yang terlalu besar dalam jangka panjang akan memberatkan sekaligus menghambat akselerasi ekonomi.

"Akibat subsidi beban APBN yang ditanggung semakin berat, bisa mempengaruhi laju neraca perdagangan maupun neraca pembayaran," kata Kepala Riset PT Trust Securities, Reza Priyambada dalam keterang tertulis, Senin (10/6/2013).


Ia mengatakan, ketika investor masuk ke suatu negara, mereka akan mengecek apakah anggaran negara itu sehat atau tidak. Selama ini investor menilai jika terlalu besar porsi subsidi maka tidak bagus untuk pertumbuhan ekonomi.


"Investor menilai jika terlalu banyak subsidi memberatkan perekonomian akan datang," ujar dia.


Investor sendiri, kata Reza, tetap melihat Indonesia sangat positif dengan demografis yang besar sekaligus sumber daya ekonomi besar. Namun, jika porsi APBN subsidi perlahan tidak dikurangi, akan banyak hambatan yang menggangu perekonomian jika dari sisi APBN terlalu banyak subsidi.


"Jika subsidi memberatkan APBN maka daya saing berkurang. Jika dikurangi bisa lebih akselerasi," ujarnya.


Menurut Reza, harus segera ada kepastian dari pemerintah terkait kenaikan BBM agar optimisme investor terhadap perekonomian Indonesia yang cenderung mulai negatif supaya kembali positif.


"Kenaikan BBM ini sebenarnya ditunggu pelaku pasar. Lembaga pemeringkat ingin melihat kejelasan pemerintah menaikan harga BBM," tegasnya.


Di luar kepastian harga BBM, investor juga ingin melihat keseriusan pemerintah dalam mengatasi masalah-masalah lain seperti korupsi dan birokrasi.


"Outlook mereka terhadap Indonesia masih positif kok, hanya mereka melihat dalam penanganan APBN belum terlihat kemajuan," ucapnya.


(ang/ang)