Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto menjelaskan masih menyelesaikan desain detil proyek tanggul raksasa ini. Rencananya selain melibatkan para insinyur lokal, juga akan melibatkan para ahli asing.
"Sekarang ini PU juga punya tim dan banyak ahli juga didatangkan dari luar negeri. Kita banyak profesor dari ITB (Institut Teknologi Bandung) peran kita bagaimana membuat desain yang bagus," kata Djoko saat ditemui di Kantor PU, Kebayoran Baru, Jakarta. Senin (6/10/2014).
Djoko memberikan gambaran tugas para ahli tersebut adalah membangun sebuah tanggul raksasa dilengkapi dengan daerah perkotaan baru dengan melakukan reklamasi laut.
"Desainnya kita membuat tanggul yang besar dan di dalamnya ada reklamasi dan ada perkampungan yang bagus. Itu sekarang yang sedang kita lakukan," imbuhnya.
Rencananya mulai 9 Oktober akan dimulai groundbreaking tahap pertama (tahap A) yaitu pembangunan tanggul di pesisir pantai dan penguatan tanggul yang sudah ada di kawasan Pluit, Jakarta Utara.
"Kalau saya dengarkan arahan Pak Menko Perekonomian nanti tahun 2015 baru dikerjakan, tetapi saya ketika rapat koordinasi (pekan lalu) tidak hadir. Giant Sea Wall tetap akan dilaksanakan," tegasnya.
Konsep tanggul laut 'Garuda Raksasa' di perairan Teluk Jakarta dianggap sebagai opsi terbaik untuk mencegah Jakarta Utara tenggelam di 2050. Konsep ini banyak punya manfaat seperti adanya tanggul dan waduk raksasa di Teluk Jakarta.
Diperkirakan butuh anggaran hingga Rp 500 triliun (pemerintah dan swasta) untuk menyelesaikan proyek ini secepatnya pada 2022 atau paling lambat 2030.
(wij/hen)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
