Proyek Tanggul 'Garuda Raksasa', Menteri PU: 40% Wilayah DKI di Bawah Air Laut

Jakarta -Pemerintah punya alasan mendasar untuk membangun Tanggul Laut 'Garuda Raksasa' atau Giant Sea Wall di Teluk Jakarta. Salah satu alasannya karena sebagian wilayah DKI Jakarta khususnya Jakarta Utara, sudah berada di bawah permukaan laut yang bisa membuat banjir besar.

Proyek yang diberi nama National Capital Integrated Coastal Development (NCICD)/Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN), akan dimulai 9 Oktober 2014.


"Mengapa proyek ini penting dibangun? Karena kita bisa kurangi banjir di Jakarta dan yang kedua bisa menambah lahan kebutuhan sehat di Jakarta," kata Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto saat ditemui di Kantor PU, Kebayoran Baru, Jakarta. Senin (6/10/2014).


Tujuan utama pemerintah adalah mengurangi banjir di Jakarta terutama yang disebabkan karena naiknya permukaan laut dan turunnya daratan Jakarta. Selain itu, keberadaan tanggul raksasa juga dapat menampung air dengan jumlah yang cukup banyak, untuk sumber air bersih.


Menurut Djoko, banjir di wilayah Jakarta salah satunya juga disebabkan turunnya permukaan tanah Jakarta. Saat ini 40% permukaan tanah di wilayah Jakarta rata-rata ada di bawah air laut.


"Kalau Jakarta itu sekarang diukur itu sudah 40% sudah di bawah air laut. Kenapa sampai di bawah? karena penyedotan air yang begitu banyak yang namanya land accident, tanah muda ini tergerus habis," paparnya.


Selain itu pembangunan 'Garuda Raksasa' atau Giant Sea Wall akan dibuat sebuah kota mandiri baru. Kota ini diprediksi akan menjadi kota baru yang ada di DKI Jakarta yang bersih, sehat dan punya tata kelola lingkungan yang baik.


"Jadi tidak hanya mengurangi banjir, dengan adanya itu kita akan reklamasi dan dengan lahan Jakarta yang empet-empetan ini akan longgar lagi. Jadi di sana nanti ada real estate, ada pemukiman yang bagus dan yang baik juga," jelasnya.


Konsep tanggul laut 'Garuda Raksasa' di perairan Teluk Jakarta dianggap sebagai opsi terbaik untuk mencegah Jakarta Utara tenggelam di 2050. Konsep ini banyak punya manfaat seperti adanya tanggul dan waduk raksasa di Teluk Jakarta.


Diperkirakan butuh anggaran hingga Rp 500 triliun (pemerintah dan swasta) untuk menyelesaikan proyek ini secepatnya pada 2022 atau paling lambat 2030.


(wij/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!